Wednesday, 25 April 2018

Profil Mbah Ma'ruf Kudus

PROFIL KH.M.MA’RUF IRSYAD
KUDUS
KH.M MA’RUF IRSYAD. lahir pada hari ahad pon, 27 muharrom 1358 H. Yang bertepatan dengan 19 maret 1939 M. Di langgar dalem, kota, kudus. Dari pasangan KH.Irsyad dan Hj.Munijah. kyai ma’ruf merupakan anak ke -9 dari sepuluh bersaudara. Namun yang hidup dari sepuluh bersaudara tersebut sampai dewasa hanya 5 yaitu: ibu Hj.Ruqoyyah, H. Mas’ud , KH.selamet solichul hadi, Hj.zubaedah, dan KH.M.Ma’ruf irsyad. Ayah beliau berasal dari balung kendal, balerejo, dempet, Demak dan merupakan seorang sufi yang saleh dan handal mengaktualisasikan kitab-kitab salaf.

Menurut statement sosiolog, ’’garis keturunanbagi seorang kyai dipandang sebagai suatu faktor yang menyebabkan seorang menjadi kyai besar’’. Disamping pengetahuan dan ilmu agamanya yang luas .

Mungkin ini juga yang menjadi salah satu faktor KH. Ma’ruf irsyad akhirnya menjadi kyai besar. Garis keturunan belia jika ditarik ke atas adalah Ma’ruf bin Irsyad bin Kertonadi bin Ahmad Yasir bin Syariban bin syeh Dzakirin kemudian nasab beliau berlanjut sampai pada pangeran kadilangu Demak.

Bahkan sejumlah kalangan mempercayaibahwa kyai ma’ruf irsyad termasuk keturunan Raden syahid Sunan Kalijaga Demak yang merupakan salah satu Walisongo.

Adapun ibunda kyai ma’ruf adalah putri dari mbah sumo masijan seorang tukang jagal kerbau yang tersohor sebagai ahli bidang ilmu supranatural yang berdomisilih dikota kudus, yang konon berasal dari kadilangu demak.
Masa kecil

Sejak kecil beliau sudah merasakan pahitnya kehidupan. Menginjak umur 3 tahun beliau sudah menjadi yatim, ayah beliau KH.irsyad menghaap illahi robbi tepatnya pada tahun 1942 M. Dimasa penjajahan jepang.

Otomatis ibunda beliau Hj.munijah mempunyai peran ganda, selai sebagai ibu rumah tanggga, beliau juga harus menompang perekonomian keluarga. Sudah barang tentu sebagai anak-anak yang birrul walidain putra-putri mbah mun (sapaan akrab Hj.munijah) saling bahu membahu membantu ibundanya. Walaupun masih kecil kyai ma’ruf tidak mau ketinggalan.

Usaha mbah mun adalah membuat kue atau jajanan, sementara ma’ruf kecil bertugas menyetorkan ke warung warung. Pagi-pagi sekali beliau mengantarkan kue atau jajanan tersebut, namun beliau sering terlambat ke sekolah, dan harus rela mendapat hukuman . karena sering terlambat akhirnya guru-guru beliau mengetahui kondisi beliau kemudian memakluminya.

Sore harinya setelah pulang sekolah ma’ruf kecil kembali ke warung-warung tadi untuk mengambil uang dari hasil penjualan jajanan. Terkadang disaat menunggu ma’ruf kecil diperintah oleh sang pemilik warung untuk mencuci piring tanpa upah. Sebagai anak yang masih polos beliau menjalaninya dengan penuh keikhlasan karena semua ini pasti ada hikmahnya.

Tidak hanya itu sejak masih kecil beliau sudah terampil merajut kain untuk dibuat toplek (kopiyah), karena tidak mempunyai modal beliau menjadi buruh kepada juragan kopiyah. Dari hasil jeri payah membuat toplek tersebut beliau gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
*Pencarian ilmu*

Kesungguhan dan semangat belajar beliau memang sudah tampak menonjol sejak masih kecil, walau rintangan membentang tak jadi masalah bagi beliau.

Awal pendidikan beliau dimulai di pesantren kediaman beliau sendiri. Ma’ruf kecil bersama dengan kakaknya yang bernama solichul hadi, belajar pula mengaji pada kakak iparnya KH.rif’an yang pada saat itu pengasuh pesantren raudlatul mutta’allimin setelah peninggalan mbah irsyad.

Walau kecerdasan ma’ruf kecil tidak dalam kategori istimewa namun beliau mempunyai himmah yang kuat untuk belajar ilmu-ilmu agama, dan sangat tekun mengisi waktunya dengan menuntut ilmu-ilmu agama. Beliau benar-benar memanfaatkan waktunya dengan mendatangi majlis-majlis para tokoh ulama kota kudus yang menjadi rujukan umat di zamannya. Diantaranya guru-guru beliau adalah KH.ma’ruf asnawi, KH. Turaikhan adjuhri, KH. Arwani amin,KH. Hambali, KH. Ma’mun sirorj, KH. Sirojjudin, dan KH. Sya’roni ahmadi.

Disamping mengaji diberbagai majlis ta’lim kepada kyai, ma’ruf kecil juga pernah mengenyam pendidikan formal. Beliau pertama kali belajar di SD demangan kudus, namun beliau hanya sampai kelas 5 saja. Dikarenakan ingin mendalami ilmu-ilmu agama beliau pindah ke MI TBS kudus yang pada saat itu masih di ampu oleh guru-guru favorit beliau. Hingga dilanjutkan ke jenjang tsanawiyyah. Sorenya beliau belajar di madrasah mu’awanatul muslimin yang konon merupakan madrasah tertua di kudus.

Hebatnya, meski masih kecil, setiap beliau mendaftar sekolah ma’ruf kecil selalu datang sendiri tanpa diantar seorang wali sebab beliau tidak mau menyusahkan orang lain. Itu karena sosok mandiri beliau yang sudah tertanam sejak masih kecil dan atas dasar keinginan yang kuat untuk menunaikan kewajiban menuntut ilmu.
*Pernikahan*

Pada saat itu putri dari KH. ma’ruf asnawi yaitu nyai salamah adalah kembang desa yang menjadi buah bibir karena kecantikannya. Selain berparas cantik dan putri dari seorang kyai tentu kesolehannya sudah tidak diragukan lagi, mungkin itu penyebab para pelamar dari orang-orang kaya hingga para pejabat berlomba-lomba ingin mendapatkannya.

Akan tetapi mbah ji (sapaan akrab KH.ma’ruf asnawi) seorang kyai alim yang terkenal dengan kezuhudannya. Hanya saja beliau menginginkan seorang menantu yang berkompeten dalam bidang ilmu agama.

Seakan seperti sayembara, setiap ada pelamar mbah ji menyodorkan kitab kuning untuk dibaca sambil berucap ‘’njenengan sampun saged nopo kok sampun wonten ngelamar putri kolo.’’ Mengetahui persyaratan tersebut banyak para pelamar yang berontak undang menyerah satu persatu atau dalam kata lain menyerah sebelum bertanding.

Sikap mbah ji sepertinya memberi isyarat bahwa putrinya hanya akan di berikan kepada murid kesayangan yaitu M.Ma’ruf irsyad seorang pemuda yang alim dan berkepribadiaan mulia. Akhirnya gayung pun bersambut mbah mun meminang putri mbah ji untuk putra kesayangan.

Pernikahan M.ma’ruf irsyad dan ibu salamah jatuh pada hari selasa pon 11 mei 1965 M. Bertepatan dengan hari kemenangan islam sedunia plus buka luwur sayyid ja’far shadiq sunan kudus 10 muharrom 1385 H.

Walaupun pernikahan tersebut dilaksanakan secara sederhana akan tetapi tetap berlangsung dengan sangat khidmat.

Dari pernikahan ini beliau di karuniai 6 anak yaitu: Hj.uswah ma’ruf(kauman menara kudus), kami murtadlo(meninggal ketika berumur 1,5 tahun), Hj.ulfa ma’ruf(cendono kudus), Hj.khorin nida(janggalan kudus), Hj.sailin nidlah(bareng kudus), Hj.dini fakhriyati(langgar dalem kudus) ketiga diantaranya merupakan hamilatul qur’an.

*Masa-masa sulit*

Setelah menikah. Beliau bersama istrinya harus berjuang secara mandiri untuk mengarungi samudra kehidupan dalam biduk rumah tangga. Untuk menghidupi diri dan keluarga, beliau mengajarsambil berkhidmah di madrasah qudsiyyah yang keadaannya masih sangat memprihatinkan. Belum semaju seperti sekarang, dengan hanya mengandalkan gaji guru pada masa itu sudah barang tentu perekonmian keluarga masih belum mencukupi. Akhirnya beliau memutuskan untuk mengikuti tes seleksi PGA (PNS guru agama) dengan tujuan meringankan beban madrasah agar tidak perlu menggaji beliau lagi dan mendongkrak perekonomian keluarga. Dan alhamdulillah beliau lulus seleksi dan menjadi guru PNS, walaupun sudah menjadi guru PNS beliau ditugaskan tetap mengajar di qudsiyyah.

Namun beliau menjadi guru PNS tidak belangsung lama, karena setiap pegawai negri harus masuk golkar yang pada saat itu belum ada kata ``partai’’nya. Padahal beliau tidak ingin berkecipung di catur kepolitikan, akhirnya beliau memutuskan untuk keluar dari PNS, banyak sekali yang menyayangkan keputusannya. Tapi bagaimana lagi? Tekat beliau sudah bulat tak bisa tergoyahkan lagi.

Setelah keluar dari PNS perekonomian beliau kembali terpuruk. Sebagai seorang muslim sejati beliau tidak mau hanya berpangku tangan, sebab allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali mereka sendiri yang mengubahnya.

Setelah mondar-mandir kesana kemari akhirnya beliau mendapatkan tawaran dari kakaknya sendiri yaitu; H. Mas’ud untuk ikut bekerja di toko kain ``barokah’’ kyai ma’ruf akhirnya bekerja di toko tersebut, setiap selesai mengajar sampai terbenamnya matahari.

*Mengasuh pesantren*

Pondok pesantren raudlatul muta’allimin yang didirikan mbah irsyad sebelumnya hanya bangunan yang secara fisik awalnya biasa saja, konon hanya terbuat dari bambu tidak semegah seperti sekarang , namun setelah KH.M. ma’ruf irsyad mulai mengasuh pesantren yang berdiri sebelum kemerdekaan ini, berangsur-angsur berkembang baik segi fisik maupun pendidikan.

Banyak para donator-donatur yang tidak segan menginfakkan hartanya kepada pesantren, bahkan jumlah santripun meningkat setiap tahunnya, hal itu disebabkan keuletan serta keikhlasan beliau. Hingga nama pondok pesantren raudlatul muta’allimin yang juga dikenal pondok jagalan, sekarang lebih masyhur dengan sebutan ``pondok kyai ma’ruf.’’

Setiap santri dianggap seperti anak sendiri tanpa pandang bulu, para santrimembayar iuran itu hanya untuk keperluan santri sendiri. Bahkan dulu tunggakan listrik pondok, kyai ma’ruf sendiri yang membayarnya. Dikisahkan bahwa setiap para santrinya yang memberikan bisyaroh, beliau selalu mengembalikannya dengan bentuk membelikan fasilitas-fasilitas untuk para santri.

*Wadhifah*

Kegiatan beliau sehari-hari sangatlah sibuk sangat tidak mungkin jika dilakukan oleh orang biasa. Setiap pagi beliau pergi mengajar ke berbagai madrasah diantaranya, madrasah qudsiyyah, TBS kudus, banat kudus, mu’allimat kudus, diniyah kradenan kudus, dan mu’awanatul muslimin kenepan kudus.

Siang hingga sore harinya jika tidak ada undangan beliau gunakan untuk istirahat dan menerima tamu. Rumah beliau terbuka lebar untuk para tamunya, siapapun yang datang kepada beliau akan dilayani dengan ramah. Bahkan tatkala menyajikan suguhan, dan tak jarang beliau sering mengangkat sendiri sajian dari dapur dan menyugukannya kepada para tamunya.

Malamnya, mulai magrib beliau sudah berada di masjid untuk berjamaah bersama para santri dan masyarakat. Dilanjutkan dengan pengajian rutin setiap ba’da magrib. Beliau punya prinsip tidak mau menerima undangan jika bersamaan dengan mengajar para santri.

Sehabis shalat isya’ kyai yang juga ketua dewan syuriah PC NU Kudus ini merupakan seorang muballigh yang handal. Hingga hampir setiap malam beliau harus memnuhi undangan ke berbagai daerah dan pulang hingga larut malam. Sesibuk itu beliau masih sempat bangun malam untuk menunaikan ibadah tahajud dan shalat ssunnah lainnya. Memang di lihat dari dzahirnya kelihatan sangat berat, namun jika sudah didasari dengan rasa cinta semua menjadi ringan melakukannya.

Setiap subuh beliau selalu ke masjid untuk berjamaah bersama para masyarakat sekitar dan para santrinya. Diceritakan,bahwa kyai ma’ruf setiap ba’da shalat subuh bulan sya’ban beliau membagi bagikan uang ataupun sarung kepada para masyarakat yang ikut berjama’ah, supaya masyarakat sekitar bersemangat untuk berjama’ah di masjid.
Keistiqomahan

Kyai yang berthoriqoh naqsabandiyyah kholidiayyah ini merupakan sosok yang istiqomah, itu terbukti setiap beliau mengajar ataupun mengisi majlis ta’lim, beliau tidak pernah absen kecuali udzur syar’i. Bahkan diceritakan bahwa beliau mengajar di majlis ta’lim karang malang selama 20 tahun tidak pernah absen sama sekali.
*Problem solving*

Setiap kali para santri mendapatkan masalah baik berupa tingkah laku maupun yang lainya kyai ma’ruf selalu memberi jawaban dan solusi. Padahal para santri belum mengutarakannya (disimpan dalam hati).Kitab yang di ajarkan

Kitab yang beliau ajarkan sangatlah banyak dan beragam, mulai dari kitab-kitab kecil sampai kitab yang besar, kitab-kitab ilmu fiqih hingga tasawuf. Diantara kitab yang beliau ajarkan adalah tafsir jalalain, jami’ shagir, riyadus shalihin, kifayatul atqiya’, majalisu tsaniyyah, irsyadul ibad, hadits buchori muslim, ihya’ ulumuddin, nashaihul ibad, durrotun nasihin, sulam taufiq, dll

*Kepergian sang murobbi ruh*

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun. Di usia senja beliau masih eksis dalam mengajar dan berdakwah, bahkan kegiatan beliau malah semakin padat , apalagi dibulan rajab (syahrullah), dan bulan sya’ban (syahru rosululilah). Terpampang jelas di kalender yang bisa dibuat mencatat jadwal pengajiannya terlihat banyak coretan menandakan sangking padatnya.

Pada malam rabu tanggal 21 juli 2010 beliau memimpin acara peringatan haul KH.M.Irsyad , ayahhandanya. Acara tersebut sudah rutin diadakan setiap tahunnya dan beliau tidak pernah absen memimpin acara tersebut. Dalam acara tersebut beliau masih terlihat bugar . keeesokan harinya setelah menunaikan sholat dzuhur berjamaah dengan para santri beliau merasakan sakit nyeri sehingga beliau dilarikan ke RSUD kudus dan dimasukkan ruang ICU . hari kamis legi tanggal 22 juli 2010 /10 sya’ban 1431 jam 08.00-09.00 beliau pulang kehadirat allah dengan raut wajah bahagia.

Sumber http://santrijagalan6248.blogspot.co.id/2016/09/biografi-khmmaruf-irsyad-kudus.html?m=1

Sunday, 15 April 2018

Empat murid mbah kholil

Empat Murid Kiai Kholil Bangkalan
(Cikal Bakal NU, Muhammadiyyah, MIAI dan Masyumi)

Sebuah perbincangan tentang empat santri Syaikhana Kholil Bangkalan yang akan menjadi tonggak dakwah Indonesia.

1. Awal 1900-an 4 murid tamatkan pelajarannya pada Kyai Cholil di Bangkalan Madura. Menyeberangi selat : 2 ke Jombang, 2 ke Semarang.

2. Dua murid yang ke Jombang, 1 dibekali cincin KH. Muhammad Ihsan (kakek Cak Nun "Emha Ainun Najib), dan 1 lagi KH. Romli (ayah KH. Mustain Romli) dibekali pisang mas.

3. Dua murid yang ke Semarang; Hasyim Asy’ari & Muhammad Darwis, masing-masing diberi kitab untuk dingajikan pada Kyai Soleh Darat.

4. Kyai Soleh Darat adalah ulama terkemuka, ahli nahwu, ahli tafsir, ahli falak. Keluarga besar RA. Kartini mengaji pada beliau. Bahkan atas masukan Kartini-lah, Kyai Soleh Darat menerjemahkan al-Quran ke dalam bahasa Jawa agar bisa dipahami. Dari sinilah buku fenomal Habislah Gelap Terbitlah Terang tercipta dari ayat "Minadz Dzululumati ilan Nuur"

5. Pada Kyai Soleh Darat, Hasyim dan Darwis (yang kemudian berganti nama jadi Ahmad Dahlan tabarruk dengan gurunya Syekh Ahmad Zaini bin Dahlan, Mufti Syafiiyyah di Tanah Haram) belajar tekun dan rajin, lalu ‘diusir’. Kedua sahabat itu; Hasyim Asy’ari dan Ahmad Dahlan diperintahkan Kyai Soleh Darat segera ke Makkah untuk melanjutkan belajar.

6. Setiba di Makkah, keduanya yang cerdas menjadi murid kesayangan Imam Masjidil Haram, Syaikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi. Tampaklah kecenderungan Hasyim yang sangat mencintai hadist, sementara Ahmad Dahlan tertarik bahasan pemikiran dan gerakan Islam.

7. Tentu riwayat jalan berilmu mereka panjang. Saya akan melompat pada kepulangan mereka ke tanah air dan gerakan yang dilakukan.

8. Hasyim Asy’ari pulang ke Jombang. Di sana Kyai Ihsan kakek Cak Nun menantinya penuh rindu dimana beliaulah yang ‘sakti’ inilah yang menaklukkan kawasan rampok dan durjana bernama Tebuireng untuk didirikan pesantren bersama pendekar dari Pesantren di Cirebon.

9. Hasyim Asy’ari, dia mohon agar berkenan mulai mengajar di situ. Beliau membuka pengajian ‘Shahih al-Bukhari’ di sana. Bahkan Syaikhona Kholil, Sang Guru juga pernah ngaji kepada Hadratus Syekh.

10. Pahamlah kita, satu-satunya orang yang bisa membujuk Gus Dur keluar istana saat impeachment  (pemakzulan) dulu ya Cak Nun. Ini soal nasab dan kisah kedua kakeknya.

11. Saat disuruh mundur orang lain, Gus Dur biasanya jawab: “saya kok disuruh mundur, maju aja susah, harus dituntun!”. Tapi Cak Nun tidak menyuruhnya mundur. Kata beliau, “Gus, koen wis wayahe munggah pangkat!” Sudah saatnya naik jabatan!”.?.

12. KH. Romli Tamim yang juga di Jombang mendirikan pesantren di Rejoso, kelak jadi pusat Thariqoh Al Mu’tabarah (Qadiriyyah wa Naqsabandiyyah) yang disegani yakni Pondok Pesantren Darul Ulum, Peterongan Jombang.

13. Kembali ke Hadratusy Syaikh Hasyim Asy’ari, : beliaulah orang yang menjadikan pengajian hadist penting & terhormat. Sebelum Hadratusy Syaikh memulai ponpes Tebuireng-nya dengan kajian Shahih al-Bukhari, umumnya ponpes cuma ajarkan tarekat. Bahakn pernah suatu ketika Syaikhona Kholil ikut mengaji hadist ke Mbah Hasyim.

14. Tebuireng makin maju, santri berdatangan dari seluruh nusantara. Hubungan baik terjalin dengan Kyai Hasbullah, Tambakberas, Jombang. Putra Kyai Hasbullah, Abdul Wahab yang kelak jadi pendiri organisasi Islam terbesar yang dinisbatkannya pada Hadratusy Syaikh : NU. Konon selama KH. Abdul Wahab Hasbullah dalam kandungan, ayahnya mengkhatamkan al-Qur’an 100 kali diperdengarkan pada si janin.

15. Tebuireng juga berhubungan baik dengan KH. Bisyri Syamsuri Denanyar. Abdul Wahid Hasyim menikahi putri beliau Ibu Nyai Hj. Solichah (ibu Gus Dur).

16. KH. Bisyri Syansuri juga beriparan dengan KH. Abdul Wahab Hasbullah. Inilah segitiga pilar NU; Tambakberas – Tebuireng – Denanyar.

17. Satu waktu ada santri Hadratusy Syaikh melapor, dari Yogyakarta ada gerakan yang ingin memurnikan agama & aktif beramal usaha. “O kuwi Mas Dahlan”, ujar Hadratusy Syaikh “Ayo padha disokong”!”. Itu Mas Dahlan, ayo kita dukung sepenuhnya.

18. KH. Ahmad Dahlan sang putra penghulu keraton itu amat bersyukur. Beliau kirimkan hadiah. Hubungan kedua keluarga makin akrab.

19. Sampai generasi ke-4, putra-putri Tebuireng yang kuliah di Yogyakarta selalu kos di keluarga KH. Ahmad Dahlan Kauman.

20. Sebagai bentuk dukungan pada perjuangan KH. Ahmad Dahlan, Hadratusy Syaikh menulis kitab Al-Tambihat al-Wajibat Li man Yashna’ al-Maulid bi al-Munkarat.

21. Ketika akhirnya gesekan makin sering terjadi antara anggota Muhammadiyah vs kalangan pesantren, Hadratusy Syaikh turun tangan. “Kita & Muhammadiyah sama. Kita Taqlid Qauli (mengambil PENDAPAT ‘ulama Salaf’), mereka Taqlid Manhaji (mengambil METODE)”.

22. Tetapi dipelopori KH. Abdul Wahab Hasbullah, para murid menghendaki kalangan pesantren pun terorganisasi baik. NU berdiri. Direstui Hadratusy Syaikh, Abdul Wahab Hasbullah & rekan berangkat ke Makkah menghadap raja Saudi sampaikan aspirasi Madzhab agar beliau bisa menghentikan rencana penghancuran makam Rasulullah SAW. Kepulangan mereka disambut Hadratusy Syaikh dengan syukur sekaligus meminta untuk terus bekerjasama dengan Muhammadiyah.

23. Atas prakarsa Hadratusy Syaikh, KH. Mas Mansur, Muhammadiyah, dan tokoh lain, terbentuklah Majlisul Islam A’la Indunisiya (MIAI).

24. Mengapa kisah Khalil dari Bangkalan & murid-muridnya penting? Agar terjaga fikiran, lisan & perkataan kita yang mengaku pewaris dakwah hari ini.

25. Yang tidak memahami sejarah, nasab keluarga & sanad ilmu akan kesulitan memahami & membawakan dakwah pada kalangan tertentu.

Thursday, 12 April 2018

Amalan Jumuah terakhir di bulan Rajab

Fatwa Habib Salim Soal Amalan Kaya Di Jumat Terakhir Bulan Rajab

Fatwa Habib Salim bin Abdullah as-Syathiri ihwal amalan kaya di jumat terkhir bulan Rajab.
(فائدة مهمة) قد جاء فى كنز النجاح والسرور ان من قرأ فى آخر جمعة من رجب والخطيب على المنبر أحمد رسول الله محمد رسول الله خمسا وثلاثين مرة لا تنقطع الدرهم من يده تلك السنة.السؤال كيف يقرأ والخطيب على المنبر وهو فى نفس الوقت مأمور بالانصات الجواب أنه ليس من شروط القراءة التلفظ بل استحضارها بالقلب يكفي او يقرأ حال الجلوس على المنبر قبل الخطبة او يقرأ حال الدعاء او الترضي من الصحابة لان المراد بالانصات حال الخطبة هو الانصات حال استماع اركان الخطبة لاغير.اه‍
والله اعلم بالصواب واليه المرجع والمآب

Dalam kitab Kanzun Najah Was Surur disebutkan bahwa barangsiapa membaca “Ahmad Rasulullah, Muhammad Rasulullah” sebanyak 35 kali di jumat terakhir bulan Rajab pada saat khatib di atas mimbar, maka dirham tidak akan terputus di tangannya pada tahun itu.

Bagaimana kita membacanya? Sedangkan khotib di atas mimbar , dan di waktu itu kita di perintahkan untuk diam mendengar khutbah ?
Jawab : tidak disyaratkan untuk membacanya dengan mulut akan tetapi di dalam hati saja sudah cukup, atau di baca ketika khotib duduk di mimbar sebelum khutbah, atau ketika do’a untk para sohabat, karena yang di maksud untuk diam di dalam khutbah (الإنصات ) adalah diam mendengarkan rukun khutbah, bukan yang lainnya.

Zikir ini juga disarankan al-Imam Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi.

Beliau memberikan ijazah kepada para murid dan pecintanya untuk membaca,

اَحْمَدُ رَسُولُ اللهِ مُحَمَّدٌ رَّسُولُ اللهِ

Artinya, “Ahmad adalah Rasulullah, Muhammad adalah Rasulullah.” Sebanyak 35 kali di hari jumat terakhir bulan Rajab, ketika khatib sedang berkhutbah.

Beliau berkata, “Barangsiapa membaca kalimat di atas pada jumat terakhir bulan Rajab, ketika khatib sedang berkhutbah, maka selama setahun tangannya tidak akan pernah kosong dari uang.”

Untuk kaum wanita membacanya di waktu sekiranya khatib sudah naik ke mimbar khutbah Jumat.

Amalan berikutnya dari Mbah Maimun Zubair, yaitu membaca Istighfar 700/70/7 kali sebelum sholat Jum’at. lafalnya berikut :

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ الَّذِي لاَ اِلهَ إِلاَّ هُوَ الْـحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ تَوْبَةً عَبْدِ ظَالِمٍ لاَ يـَمْلِكُ لِنَفْسِهِ ضَرًّا وَلاَ نَفْعًا وَلاَ مَوْتًا وَلاَ حَيَاةً وَلاَ نُشُوْرًا

(Astaghfirullahal’adhim alladzi lâ ilâha illâ huwal hayyul Qoyyum wa atuubu ilaiih taubata ‘abdin dzolimin la yamliku linafsihi dhorron walâ naf’an walâ mautan wa la hayâtan wa lâ nusyuuro)

Artinya : “Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung Yang tiada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya) dan saya taubat pada-Nya dengan taubat seorang hamba yang dzalim yang tak bisa berbuat apa-apa dalam menghadapi kematian, kehidupan, dan kebangkitan”.

Barang siapa yang membacanya 700/70/7 kali sebelum khotib naik mimbar pada Jum’at terakhir bulan Rajab, maka akan dimudahkan rizqinya sepanjang tahun

Manfaat biji Ketumbar


*Manfaat biji ketumbar* .
Untuk yang darahnya kental, solusinya bisa pake air rendaman ketumbar.

Bismillah......
Ada sedikit pengalaman om saya ketika divonis pasang *cincin / ring  Jantung* di Rs. Pelamonia yang ditangani Dr. Hafid spesialis jantung.

Namun om saya meminta opsi kedua utk berobat luar / alternatif.

Suatu ketika ia bertemu temannya seorang ahli Farmasi di Jakarta ia disarankan utk mengkonsumsi *ketumbar* yang banyak dijual di pasar tradisional.

Alhamdulillah.. Setelah 3 bulan konsumsi *ketumbar*
dan kembali konsultasi dengan dokter spesialis Jantung di RS. PELAMONIA, hasil pemeriksaan menunjukkan penyumbatan2 telah bersih.

Nasehat ini yang om saya sampaikan ketika ada pertemuan keluarga dan insya Allah  aman dikonsumsi di segala usia.
*Cara mengkonsumsi KETUMBAR*.
Tuangkan ketumbar 1 atau 2 sendok teh / 1 sendok makan,
*Lalu diseduh dengan air panas*.

Setelah air mengeluarkan zat2nya sekitar 15-20 menit maka ketumbar boleh disaring dan airnya diminum.
Alhamdulillah, Saya juga sudah konsumsi selama sebulan ( Januari kemarin )
dan bi idznillah.

Biasanya pagi2 kadang masih sering menguap, tapi setelah konsumsi KETUMBAR sudah tidak lagi.
Manfaat *ketumbar melancarkan penyumbatan2 kolesterol yang ada di saluran peredaran darah*.
*Dikonsumsi tiap pagi sebelum makan*.

*Semoga info ini bermanfaat*... .

Monday, 2 April 2018

16 Rajab NU 95

Tanggal 16 Rajab, Tepat Hari Lahirnya Nahdlatul Ulama

16 Rajab 1344 - 16 Rajab 1439

Besok adalah hari Selasa tepatnya tanggal 16 Rajab, dan dihari yang sama pada 95 tahun silam, tepatnya 16 Rajab 1344 Hijriyah, para ulama Ahlussunnah wal Jama'ah dari kalangan ulama pesantren salaf membuat sejarah gemilang di Indonesia dengan membentuk sebuah organisasi (jam'iyyah) Islam terbesar yang bernama Nahdlatoel Oelama (Kebangkitan Ulama).

Sejarah Nahdlatul Ulama
Kalangan pesantren gigih melawan kolonialisme dengan membentuk organisasi pergerakan, seperti Nahdlatut Wathan (Kebangkitan Tanah Air) pada tahun 1916. Kemudian tahun 1918 didirikan Taswirul Afkar atau dikenal juga dengan Nahdlatul Fikri (Kebangkitan Pemikiran), sebagai wahana pendidikan sosial politik kaum dan keagamaan kaum santri. Selanjutnya didirikanlah Nahdlatut Tujjar, (Pergerakan Kaum Sudagar) yang dijadikan basis untuk memperbaiki perekonomian rakyat. Dengan adanya Nahdlatul Tujjar itu, maka Taswirul Afkar, selain tampil sebagi kelompok studi juga menjadi lembaga pendidikan yang berkembang sangat pesat dan memiliki cabang di beberapa kota.

Sementara itu, keterbelakangan, baik secara mental, maupun ekonomi yang dialami bangsa Indonesia, akibat penjajahan maupun akibat kungkungan tradisi, menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk memperjuangkan martabat bangsa ini, melalui jalan pendidikan dan organisasi. Gerakan yang muncul 1908 tersebut dikenal dengan Kebangkitan Nasional.

Semangat kebangkitan memang terus menyebar ke mana-mana--setelah rakyat pribumi sadar terhadap penderitaan dan ketertinggalannya dengan bangsa lain, sebagai jawabannya, muncullah berbagai organisai pendidikan dan pembebasan.

Ketika Raja Ibnu Saud hendak menerapkan asas tunggal yakni mazhab wahabi di Mekah, serta hendak menghancurkan semua peninggalan sejarah Islam maupun pra-Islam, yang selama ini banyak diziarahi karena dianggap bi'dah. Gagasan kaum wahabi tersebut mendapat sambutan hangat dari kaum modernis di Indonesia, baik kalangan Muhammadiyah di bawah pimpinan Ahmad Dahlan, maupun PSII di bahwah pimpinan H.O.S. Tjokroaminoto. Sebaliknya, kalangan pesantren yang selama ini membela keberagaman, menolak pembatasan bermadzhab dan penghancuran warisan peradaban tersebut.
Sikapnya yang berbeda, kalangan pesantren dikeluarkan dari anggota Kongres Al Islam di Yogyakarta 1925, akibatnya kalangan pesantren juga tidak dilibatkan sebagai delegasi dalam Mu'tamar 'Alam Islami (Kongres Islam Internasional) di Mekah yang akan mengesahkan keputusan tersebut.

Didorong oleh minatnya yang gigih untuk menciptakan kebebsan bermadzhab serta peduli terhadap pelestarian warisan peradaban, maka kalangan pesantren terpaksa membuat delegasi sendiri yang dinamai dengan Komite Hejaz, yang diketuai oleh KH. Wahab Hasbullah.
Atas desakan kalangan pesantren yang terhimpun dalam Komite Hejaz, dan tantangan dari segala penjuru umat Islam di dunia, Raja Ibnu Saud mengurungkan niatnya. Hasilnya hingga saat ini di Mekah bebas dilaksanakan ibadah sesuai dengan madzhab mereka masing-masing. Itulah peran internasional kalangan pesantren pertama, yang berhasil memperjuangkan kebebasan bermadzhab dan berhasil menyelamatkan peninggalan sejarah serta peradaban yang sangat berharga.
Berangkat dari komite dan berbagai organisasi yang bersifat embrional dan ad hoc, maka setelah itu dirasa perlu untuk membentuk organisasi yang lebih mencakup dan lebih sistematis, untuk mengantisipasi perkembangan zaman.

Maka setelah berkordinasi dengan berbagai kiai, akhirnya muncul kesepakatan untuk membentuk organisasi yang bernama Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926). Organisasi ini dipimpin oleh KH. Hasyim Asy'ari sebagai Rais Akbar.
Untuk menegaskan prinsip dasar orgasnisai ini, maka KH. Hasyim Asy'ari merumuskan Kitab Qanun Asasi (prinsip dasar), kemudian juga merumuskan kitab I'tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah. Kedua kitab tersebut kemudian diejawantahkan dalam Khittah NU , yang dijadikan dasar dan rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang sosial, keagamaan dan politik.

Selamat Harlah ke 95, semoga makin jaya, menjadi rahmat bagi dunia.

Sunday, 1 April 2018

Do'a dalam sholat

*ALANGKAH DAHSYATNYA DOA MUSLIM DALAM SHALATNYA*
*_HAYATILAH MAKNA DO'A DIANTARA DUA SUJUD_*

*RABIGHFIRLII, WARHAMNII, WAJBURNII, WARFA’NII, WARZUQNII, WAHDINI, WA’AAFINII, WA’FUANNII*

Ketika orang ditanya, “do’a apakah yang paling sering dibaca oleh seorang muslim ?”, Banyak yang menjawabnya dengan salah.

Begitu seringnya do’a itu dibaca, sehingga ketika sedang membaca do’a banyak yang tidak merasa berdo’a.

Padahal do’a itu sangat dahsyat, mencakup kebutuhan kita di dunia dan akhirat.
Dan dibaca minimal 17 kali setiap hari

Doa itu adalah "DO'A DIANTARA DUA SUJUD", marilah kita renungi maknanya :

*ROBIGHFIRLII*,
*_Wahai Tuhan ampunilah dosaku_*

Dosa adalah beban, yang menyebabkan kita berat melangkah menuju ke ridho اللّهُ Dosa adalah kotoran hati yang membuat hati kelam sehingga hati kita merasa berat untuk melakukan kebaikan.

*WARHAMNII*,
*_Sayangilah diriku_*

Kalau kita disayang اللّهُ hidup akan terasa nyaman, karena dengan kasih Sayang akan dapat dicapai semua cita2. Dengan kasih Sayang اللّهُ nafsu kita akan terbimbing.

*WAJBURNII*,
*_Tutuplah segala kekuranganku_*

Banyak sekali kekurangan kita, kurang syukur, kurang sabar, kurang bisa menerima kenyataan, mudah marah, pendendam dll. Kalau kekurangan kita ditutup/diperbaiki اللّهُ , maka kita akan menjadi manusia sebenarnya.

*WARFA’NII*,
*_Tinggikanlah derajatku_*

Kalau اللّهُ sudah meninggikan derajat kita, maka pasti tidak ada manusia yang bisa menghinakan kita.

*WARZUQNII*,
*_Berikanlah aku rizki_*

Sebagai hamba اللّهُ kita membutuhkan rizki اللّهُ mampu mendatangkan rizki dari arah yang tak terduga dan tanpa perhitungan.

*WAHDINI*,
*_Berikanlah aku petunjuk/bimbinglah aku ke jalan kebahagiaan_*

Kita tidak hanya minta petunjuk/hidayah yang berkaitan dengan akhirat, tetapi kita juga minta petunjuk agar terhindar dari mengambil keputusan yang salah utk kebahagiaan di dunia.

*WA’AAFINII*,
*_Berikanlah aku kesehatan_*

Apabila kita sehat kita bisa menambah kebaikan dan manfaat serta tidak menjadi beban orang lain.

*WA’FUANNII*,
*Maafkan aku*
*_Aku mohon agar kesalahanku dihapus dari catatan_* ::

Dari do'a tsb diawali do’a dengan mohon ampun dan kita akhiri dengan permohonan ampunan utk menghapus dosa. Sehingga kita berharap benar-benar bersih dari dosa.

ALLAH SWT memerintahkan kita untuk membaca do’a itu, Rasulullah SAW mencontohkan kepada kita.

*TERKADANG YG JADI PERSOALAN DI MANA HATI DAN  PIKIRAN KITA KETIKA KITA MEMBACA DO’A ITU ?*

*_DAN BANYAK DIANTARA KITA TIDAK MENGERTI MAKNANNYA_*

Padahal dahsyat  doa tsb, dan masih banyak orang, entah dia imam atau pun makmum..., sering tergesa-gesa membacanya. Seharusnya  tuma'nina dgn meresapi dan benar2 meminta kepada ALLAH SWT.

*Marilah segera resapi dan tuma'nina semoga mendapatkan dahsyatnya do'a tsb.*

Rasulullah SAW bersabda :

*_"Siapa yang menyampaikan satu ILMU yang BERMANFAAT dan orang membaca serta mengamalkannya ILMU tersebut maka dia akan memperoleh PAHALA walaupun sudah tiada"_* (HR. Muslim)